Senin, 22 Juli 2013

Pengharapan Kekal Di Balik Penderitaan

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5:3-5

*courtesy of PelitaHidup.com
Rasul Paulus telah memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita melalui kehidupan yang dilaluinya. Secara manusia dia lebih banyak melalui penderitaan setelah dia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya dibanding ketika dia belum mengenal Kristus. Segala kebanggaan dan kebesaran di masa lalunya justru hanya dianggap sebagai sampah yang tidak berarti. Tetapi penderitaan yang dialaminya membuat dia bangga atas apa yang dijalaninya.

Kesengsaraan – Suffering

Begitu banyak kesengsaraan yang Paulus lalui ketika mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Dia menerima begitu banyak penolakan dari pengkabaran Injil yang dilakukannya. Dia menerima ancaman, aniaya, siksaan, musibah, dipenjara dan masih banyak penderitaan lainnya (2 Korintus 11:23-27).
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” 2 Korintus 4:8-9

Tetapi apa yang Paulus lalui itu tidak membuat  dia berhenti melakukan pekerjaannya. Ada kekuatan yang senantiasa membuat dia terus maju untuk melakukan pekerjaanya. Dia tahu bahwa dia akan menerima sesuatu yang sangat mulia atas apa yang dia lakukan pada saat itu. Bahkan Paulus berkata bahwa kita harus bermegah dalam kesengsaraan yang kita alami. Mengapa demikian?
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:16-17

Paulus tahu bahwa dia akan menerima kemuliaan kekal yang jauh melebihi segala yang telah dia alami, miliki, dan dia lalui saat itu. Tidak ada yang lebih indah selain menerima kemuliaan dari Tuhan kita Yesus Kristus. Itulah yang membuat Paulus justru berbangga atas kesengsaraan yang dia alami.
*courtesy of PelitaHidup.com
.

Ketekunan – Perseverance

Kata “perseverance” berarti menanggung masa kesusahan dengan kesabaran dan ketahanan. Masa-masa susah yang dialami Rasul Paulus tidak hanya dialami dalam waktu sebentar saja. Bahkan menjelang akhir hidupnya Paulus hidup di penjara. Tetapi dia menanggung segala kesusahan itu dengan kesabaran. Bahkan Paulus juga menulis surat dari penjara kepada jemaat yang dia layani. Melalui surat itu dia tetap memberikan penghiburan, kekuatan dan doanya kepada mereka.
Memang tidak mudah menanggung masa-masa sulit yang sedang kita alami. Bahkan kita tidak pernah tahu seberapa lama hal itu akan kita alami. Tetapi ketika kita menjalaninya dengan tekun, dan menjalaninya dengan sikap hati yang tetap bersukacita dan memuji-muji Allah, maka kita akan tetap dapat bertahan menghadapi berbagai hal sulit apapun yang menimpa hidup kita.
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,

sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,
dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar,
dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” Kolose 1:9-12
Biarlah kita tetap mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa di surga, karena kesengsaraan yang kita alami akan membuat kita senantiasa tekun beribadah kepadaNya.
*courtesy of PelitaHidup.com
.

Tahan Uji – Character

Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.” 1 Korintus 3:12-14
Rasul Paulus memberikan penjelasan kepada kita bahwa kehidupan kita ini bagaikan membangun sebuah bangunan. Kita dapat membangunnya dengan berbagai macam bahan, baik dari bahan yang sederhana hingga bahan yang kuat dan indah.
Bangunan yang sederhana akan mudah sekali hancur terbakar oleh api. Sedangkan bangunan yang terbuat dari bahan yang kuat akan lebih bertahan atas panasnya api.
Apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini juga akan diuji oleh panasnya api, yaitu melalui berbagai macam penderitaan yang kita alami. Ketika kita membangun kehidupan kita di atas dasar yang kuat, yaitu Yesus Kristus, maka hidup kita akan tahan atas panasnya api yang membakar.
Kasih, sukacita, ucapan syukur, rendah hati dan segala hal yang Kristus ajarkan merupakan dasar yang kuat bagi hidup kita dalam menghadapi berbagai macam kesengsaraan. Kita akan bertahan dalam segala ujian yang kita hadapi. Karakter yang kuat akan muncul dari kehidupan kita.
Dengan dasar yang kuat, maka semakin berat penderitaan yang kita alami justru akan membuat kita semakin memancarkan terang kasih Kristus melalui kehidupan kita. Oleh karena itu, marilah kita membangun hidup kita di atas dasar yang kuat, yaitu Yesus Kristus, agar karakter kita dapat terbentuk dengan sempurna melalui berbagai macam kesusahan dan penderitaan.
*courtesy of PelitaHidup.com
.

Pengharapan – Hope

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?” Roma 8:24
Rasul Paulus memberikan pengertian bahwa pengharapan yang kita lakukan bukanlah pengharapan karena kita telah melihat dan mengetahui bahwa kita akan menerima sesuatu. Tetapi pengharapan adalah penantian atas hal-hal yang belum pernah kita lihat.
Melalui berbagai ujian penderitaan dalam hidup kita, sehingga karakter Kristus terbentuk kuat dalam hidup kita, maka kita akan dapat memiliki pengharapan seperti yang dimaksud oleh Paulus. Kita akan tahu bahwa pengharapan itu tidak akan mengecewakan hidup kita, karena kasih Allah-lah yang menimbulkan pengharapan itu dalam hati kita.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5:5
Berharap kepada manusia akan membawa kita kepada kekecewaan. Seberapa banyak kita berharap dari manusia, kekuatan sendiri, pekerjaan, bisnis dan apa yang kita lakukan, dan kita malah mendapatkan kekecewaan?
Pengharapan kepada Allah tidak akan mengecewakan, tetapi justru akan memberi kekuatan bagi kita dalam menjalani setiap ujian kehidupan yang ada.
Kita dapat melihat betapa Abraham tetap berharap akan janji Tuhan, yaitu membuat keturunannya seperti debu tanah banyaknya dan seperti bintang-bintang di langit jumlahnya, walaupun dia belum memiliki anak pada saat umurnya seratus tahun.
Pengharapan yang kuat timbul dalam hati Abraham, karena dia telah memiliki karakter yang kuat di dalam Tuhan. Pengharapan itu benar-benar tidak mengecewakan hidupnya. Melalui anak dari darah dagingnya sendiri, yaitu Ishak, Tuhan membuat satu bangsa yang kuat yang pernah ada di muka bumi ini.
Marilah kita tetap memiliki pengharapan yang kuat kepada Kristus Yesus, supaya kita dapat memperoleh apa yang kita harapkan tepat pada waktu yang Tuhan nyatakan. Segala puji dan hormat dan kemuliaan hanya bagi Yesus Kristus, Tuhan Allah kita. Haleluya!
.
“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” 2 Korintus 4:18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar